Welcome to our online store

Jumat, 10 Februari 2012

PERGAULAN ‘JAHILIYAH’ MODERN


Dewasa ini kita hidup di era jahiliyah
materialis yang dengan segala gerakan dan adat istiadatnya telah jauh dari
tatanan syariat yang dibawa oleh Rasulullah saw. Nilai-nilai agama dan
keruhaniannya telah dicampakkan begitu saja. Akibatnya, kerusakan dan
kebobrokan moral dan etika melanda kebanyakan manusia akhir-akhir ini.


Memang kita sadar bahwa zaman
jahiliyah modern ini berkembang begitu pesat karena didukung dengan adanya
media dan perangkat penyebar informasi canggih yang setiap saat siap
menyebarkan ‘kuman-kuman’ perusak akhlak yang mampu bergerak melebihi kecepatan
sinar dan menerobos masuk ke rumah-rumah bahkan menyelinap ke kamar-kamar tidur
melalui layar kaca (televisi).


Hidup di abad dan era seperti ini -
dimana godaan nafsu dan syahwat mengepung kita dari segala penjuru dan
pergaulan bebas meliputi anak mudanya – sungguh tidak mudah. Diperlukan adanya
ketahanan diri dan kekuatan iman serta keyakinan bahwa diri kita pasti akan
dimintai pertanggung jawaban kelak oleh Allah Ta’ala terhadap semua yang kita
lakukan. Kita sangat butuh dengan keberadaan para penyeru kebaikan, para da’I
dan ulama’ yang dengan fatwa serta pendidikannya akan mengarahkan dan
meluruskan jalan kehidupan kita.


Kita harus selalu waspada, sebab akhir-akhir
ini banyak para penyeru kebathilan (Ulama Su’/ Ulama yang buruk) berdiri
dimana-mana untuk mencampakkan kita ke jurang kehinaan dan kesengsaraan. Kita
harus pandai memilih dan memilah, mana figur yang harus kita ikuti dan
teladani, tidak asal cinta dan fanatik.


Maka daripada itu diperlukan aturan
dan undang-undang yang mampu menata kehidupan manusia dalam bergaul dan
bermasyarakat. Apa saja yang hendaknya kita jalankan untuk mendapatkan kawan
yang baik, yang mampu membawa kita ke jalan yang penuh hidayah. Sebab kalau
kita tidak mau berhati-hati dalam bergaul, maka kehinaan dan penyesalan di
ambang pintu. Berapa banyak orang binasa karena teman. Dan berapa banyak orang
hancur hidupnya juga karena pergaulan dengan kawan yang rusak.


Kita sendiri telah menyaksikan
bagaimana kerusakan pergaulan modern pada zaman ini. Berapa banyak wanita harus
menutup-nutupi rasa malunya karena ‘kecelakaan’ dengan laki-laki yang bejat.
Berapa banyak pula pemuda harus menghabiskan masa mudanya di terali besi karena
terjerembab dalam kriminalitas. Dan berapa banyak anak-anak bayi tidak berdosa
terlahirkan tidak mempunyai ayah dan tidak mengetahui siapa ayah mereka. Semua
karena kebejatan si wanita dan laki-laki yang terjatuh dalam pergaulan bebas.


Inilah yang diinginkan oleh syaitan,
musuh kita. Mereka selalu berusaha menjatuhkan kehormatan dan kemuliaan manusia
lewat kemaksiatan dan kemungkaran. Mereka senantiasa mencari kawannya kelak di
neraka. Alangkah rugi orang yang berjalan di belakang iblis dan anteknya.
Alangkah sengsara orang yang tunduk kepada mereka.


Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad
RA dalam kitabnya ‘An Nashoih Ad Diniyyah Wal Washoya Al Imaniyyah’ telah
menyebutkan bagaimana etika kita bergaul dan berkawan. Agar perkawanan dan
pertalian cinta tersebut dapat mengantarnya pada kebahagiaan dunia akhirat,
beliau berkata :


“Jangan sekali-kali kamu mencintai dan
bersahabat dengan selain orang-orang yang bertakwa kepada Allah, jangan pula
mengawani selain orang yang berilmu dan zuhud di dunia. Sebab seseorang akan dikumpulkan
bersama orang yang dicintainya di dunia dan akhirat”.


Dalam satu riwayat, Rasulullah SAW
bersabda (yang artinya):


“Seseorang itu dinilai dengan siapa
dia berkawan. Dan seseorang itu tergantung pada agama kawannya, maka hendaknya
kalian melihat siapa yang hendak dijadikan kawan”.


Dalam hadits yang lain beliau SAW
bersabda (yang artinya):


“Kawan yang baik (sholeh) lebih baik
daripada menyendiri dan menyendiri lebih baik (selamat) daripada kawan yang
buruk (jahat)”.





Nyatalah bagi kita bahwa persahabatan
dan duduk bersama orang sholeh merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Dan itulah persahabatan yang terpuji dan dianjurkan agama.


Lain halnya dengan persahabatan
bersama orang yang tidak bermoral, jelek dan jahat. Sungguh tidak ada faedah dari
persahabatn ini, bahkan lebih banyak menimbulkan madharat (bahaya) dari segi
duniawi atau agama. Maka persahabatan dengan ahli maksiat yang suka melanggar
Allah dan Rasulullah SAW sangat dicela dan dikutuk. Sebab akan menyeret kawan
tadi ikut melakukan maksiat itu. Atau minimal dia ridho dengan kemaksiatan itu,
padahal disebutkan bahwa ridho terhadap kemaksiatan itu adalah maksiat.
Sekalipun dia tidak ikut melakukannya.


Maka daripada itu Al Imam Al Ghazali
dalam kitabnya ‘Bidayatul Hidayah’, menyebutkan bahwa bergaul dengan ahli
maksiat dan kemungkaran akan menyeret pada kemungkaran itu, atau paling tidak
dia akan menganggap remeh atau kecil maksiat yang dilakukan kawannya tadi,
karena dia duduk dan melihat maksiat itu terus-menerus di depan matanya, sekalipun
dia tidak ikut di dalamnya, sehingga karena pergaulan yang tidak baik ini dia
telah menganggap kecil apa yang dianggap besar oleh Allah SWT.


Bukankah dosa kecil itu akan menjadi
besar jika dilakukan terus-menerus?, lalu bagaimana jika yang dilakukan secara
kontinyu itu dosa besar, seperti mengkonsumsi narkoba, minuman keras, berjudi,
berzina dan lain sebagainya. Maka orang yang dekat dengan ahli maksiat semacam
ini tidaklah patut dikatakan manusia berakal, sebab dia tahu bahwa dalam
pergaulan tersebut akan menimbulkan madharat baginya.


Satu contoh yang sering terjadi di
lapangan. Seseorang (anggap saja A) berkawan dengan B, yang mana B ini memiliki
pacar (wanita jalang) C, suatu malam, seperti biasanya si B datang ke C untuk
melakukan perbuatan mesum dan perzinaan dan si C sangat maklum dan paham betul
maksud kedatangan si B, jadi dia tidak akan menolaknya. Dan ini berlangsung
bukan sekali dua kali tapi berkali-kali.


Karena dianggap kawan dekatnya, suatu
saat B mengajak A untuk ikut bersama ke tempat C, tanpa menaruh curiga apapun A
ikut bersama B. Memang awalnya A adalah orang yang lugu dan baik, tapi lain
dengan B itu. Setibanya di C, B mempersilahkan A untuk ikut masuk. Pada awalnya
dia merasa malu dan bingung kenapa disana ada seorang wanita dengan dandanan
menarik dan gerakan tubuh erotis yang membangkitkan syahwat setiap lelaki yang
melihatnya.


Akhirnya A masuk bersama B. dan tanpa
malu B langsung melakukan perzinaannya, sedang A hanya bisa terbelalak matanya
menyaksikan itu di depan dirinya. Setelah usai, ternyata B juga menawarkan
kepada A untuk melakukan perbuatan yang sama. Memang dasar nafsu dan syaitan si
A mulai tergoda, dipikirnya mumpung tidak ada orang, mumpung ada kesempatan,
kapan lagi?. Si wanita itupun merayu dengan seribu godaan dan kata-kata mesra,
akhirnya terjadilah apa yang terjadi , A tidak kuasa membendung keinginan
nafsunya, maka sekarang A sudah menjadi pelaku perzinaan, sama dengan kawannya
si B itu.


Kejadian seperti diatas sangat sering
terjadi pada remaja-remaja zaman sekarang. Anda tahu?, bahwa seseorang itu akan
berusaha untuk mengajak kawannya agar berbuat seperti perbuatannya dan
berperilaku seperti perilakunya. Itulah watak manusia. Seperti contoh diatas,
si B tidak akan merasa puas dalam persahabatannya dengan si A, sebelum si A
juga ikut terjerembab dalam kemaksiatan yang sama. Atau mungkin lebih dari itu.


Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad
berkata :


“Berapa banyak teman dan sahabat (yang
dikiranya baik), tiba-tiba menjadi musuh dan penghalang dalam waktu yang relatif
singkat, karena tidak diteliti dan diperiksa terlebih dahulu kepribadiannya”.


Inilah akibat salah bergaul dan keliru
memilih teman. Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah bahwa berkawan
dengan orang yang buruk, ibarat duduk berdekatan dengan pandai besi, entah kita
akan terkena percikan apinya sehingga merusak baju kita atau minimal kita akan
mendapatkan bau tak sedap dari tubuhnya yang berkeringat.


Inilah kehidupan modern zaman
sekarang. Ternyata lebih jahiliyah daripada zaman Jahiliyah. Dimana-mana
terdapat kemungkaran, kekejian dan perbuatan amoral. Dan ironisnya sebagian
besar pelakunya adalah pemuda dan pemudi yang diharapkan untuk menjadi
pembangun bangsa masa depan, kalau generasi muda seperti ini, bagaimanakah
kehidupan mendatang?


Maka hendaknya kita menjaga pergaulan
kita, jangan sampai menyesal di kemudian hari, sebab penyesalan saat itu tiada
berguna sedikit pun. Jaga diri kita, keluarga kita dan semua yang berada dalam
tanggungan kita dari hal-hal yang merusak iman, merapuhkan keyakinan dan
menghancurkan kebahagiaan.


Sebagai penutup, kita hendaknya
memperhatikan apa yang diwasiatkan oleh Imam Al Ghazali, beliau berkata : “Jika
anda memilih sahabat yang akan anda dekati, maka haruslah kawan tersebut
memenuhi
lima kriteria : 1. Berakal (berilmu), 2. Berakhlak terpuji (mulia), 3.
Lurus perjalanannya, 4. Tidak tamak dan rakus terhadap dunia, 5. Tidak suka
berdusta (berbohong)”.
Add to Cart

Related Product :

0 komentar:

Posting Komentar

Most View Product

Contact Online

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. SILAT SPORT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger